Skip to main content

Konstruksi Fase 2A Lampaui Target Akhir Tahun 2024!

Image
Terowongan CP203
Area terowongan penghubung Stasiun Glodok dan Kota. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).

Seluruh paket kontrak konstruksi fase 2A lampaui target akhir tahun. Per 25 Desember, paket kontrak CP201 (Thamrin—Monas) telah mencapai 84,45 persen dari target akhir tahun 83,77 persen dengan sejumlah pekerjaan utama di Stasiun Thamin seperti struktur tangga darurat, pengecoran fire protection slab, tulangan baja (reinforcing bar) untuk konstruksi dinding di area peron, instalasi sistem HVAC, pemadam kebakaran, finishin plaster dan pengecatan dinding. Stasiun ini merupakan stasiun terpanjang di fase 2A, yaitu sekitar 440 meter.

Di Stasiun Monas, tim konstruksi terus melakukan percepatan penyelesaian pembangunan. Sejumlah pekerjaan terus dikebut seperti pengecoran struktur atap area tangga entre 1 Jalan Museum, instalasi dan pengujian sistem HVAC, pemadam kebakaran dan elektrikal, serta pengujian eskalator di peron dan beranda peron. MRT Jakarta menargetkan penyelesaikan konstruksi CP201 pada akhir tahun 2025 ini.

Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Desember 2024 telah mencapai 43,98 persen dari target akhir tahun 39,77 persen. Cakupan pekerjaan di Stasiun Harmoni meliputi eskavasi launching shaft, boks stasiun, dan lintas bawah kanal (canal underpass). Selain itu, pengecoran atap stasiun dan waterproofing dinding lintas bawah kanal serta balok penyangga (strut and waller) lintas bawah kanal juga sedang dikerjakan.

Image
CP 202
Area konstruksi lantai stasiun di CP202. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda).

Di Stasiun Sawah Besar, pekerjaan meneruskan pembangunan D-Wall untuk suar penyejuk dan suar ventilasi serta entre. Tim konstruksi juga masih meneruskan eskavasi atap dan beranda peron. Sedangkan di Stasiun Mangga Besar, sejumlah pekerjaan seperti ekskavasi atap stasiun, penguatan tanah, dan pengecoran lantai atap masih terus dibangun. Kedua stasiun ini akan menjadi stasiun empat tingkat di bawah tanah pertama di Indonesia.

Sedangkan di CP203 (Glodok dan Kota), kedua terowongan penghubungnya telah selesai dibangun. Per 25 Desember 2024, perkembangannya telah mencapai 66,23 persen dari target akhir tahun 65,72. Sejumlah pekerjaan di Stasiun Kota seperti pekerjaan struktur peron, tangga, OTE Duct, guide wall untuk entre 3, dan pekerjaan mekanikal, elektrikal, dan instalasi pipa. Sedangkan di Glodok, tim sedang mempersiapkan keberangkatan mesin bor terowongan 1 dari Glodok Selatan menuju sisi utara Stasiun Mangga Besar. Pekerjaan seperti struktur tangga akses pemadam kebakaran dan OTE Duct masih terus dikebut.

Sedangkan CP 205 (sistem perkeretaapian dan rel) telah dimulai dengan ditandatanganinya kontrak kerja antara PT MRT Jakarta (Perseroda) dan Sojitz Corporation pada 17 April 2024 lalu dengan periode kontrak 75 bulan hingga akhir 2029. Per 25 Desember telah mencapai 10,01 persen dari target akhir tahun 9,32 persen dengan cakupan pekerjaan besar seperti simulasi pengangkutan rel, penyambungan listrik, pembahasan desain rigid overhead contact system untuk spesifikasi listrik aliran atas, dan desain teknis fasilitas operasi dan jalur fase 2A.

Image
body harness
Body harness wajib digunakan saat bekerja di area ketinggian. MRT Jakarta sangat mengutamakan penerapan aspek K3 di seluruh area kerja. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)

CP 206 rolling stock (ratangga) sedang persiapan proses negosiasi terhadap harga penawaran bidder. Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang dalam proses mendapatkan JICA concurrence terhadap dokumen tender.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.