PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Transportasi Jakarta Kembangkan Studi Integrasi Layanan
Integrasi antarmoda transportasi publik mutlak dilakukan demi kenyamanan dan keamanan masyarakat saat menggunakan kendaraan umum dalam mobilitasnya. Oleh karena itu, PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Transportasi Jakarta sebagai badan usaha milik daerah DKI Jakarta terus mendorong integrasi antarmoda, baik jalur, infrastruktur, maupun tiket dan pembayaran, seperti yang dilakukan pada Selasa (9-3-2021) lalu. PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Transportasi Jakarta melakukan seremoni atas telah berlangsungnya penandatanganan Nota Kesepahaman terkait Studi Pengembangan Kerja Sama Layanan Transportasi Terintegrasi bagi Pengguna MRT Jakarta dan Transjakarta.
Penandatanganan telah dilakukan secara sirkuler pada 1 Maret 2021 oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) William Sabandar dan Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo. Seremoni yang bertempat di Stasiun Cipete Raya ini dihadiri oleh Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta (Perseroda) Muhammad Effendi, Direktur Operasional PT Transportasi Jakarta Prasetia Budi, dan Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transportasi Jakarta Achmad Izzul Waro.
“Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk menjajaki studi pengembangan layanan transportasi terintegrasi dalam skema Jaklingko antara MRT Jakarta dan Transjakarta. Ke depannya, kedua moda transportasi ini akan mengoptimalkan aplikasi ponsel dalam melayani masyarakat,” ungkap Effendi dalam sambutannya. “MRT Jakarta dan Transjakarta akan terus berkomitmen untuk memberikan layanan terintegrasi, terkoneksi, dan ramah akses bagi setiap orang, baik dari aspek infrastruktur maupun sumber daya manusia,” lanjut ia. Jangka waktu Nota Kesepahaman ini direncanakan untuk satu tahun ke depan.
Salah satu bentuk konkret dari kerja sama tersebut ialah tersedianya totem di area tunggu bus Stasiun Fatmawati dan Cipete Raya. Nantinya, bus transjakarta yang melewati kedua stasiun tersebut akan masuk ke area tunggu untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Sejauh ini, ada enam koridor bus transjakarta yang terintegrasi dengan Stasiun Fatmawati, yaitu 6R Ragunan—St. Fatmawati, 6H Lebak Bulus—Senen, 7A Lebak Bulus—Kampung Rambutan, D21 Univ. Indonesia—Lebak Bulus, S12 Royal Trans Bintaro—St. Fatmawati, dan S31 Royal Trans BSD—St. Fatmawati. Sedangkan bus transjakarta yang melewati Stasiun Cipete Raya ialah koridor 1E Blok M—Pondok Labu.
Sardjono Jhony Tjitrokusumo menyambut baik kerja sama dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak di sektor transportasi ini, khususnya peningkatan kapabilitas dari sisi platform digital. Adapun Transjakarta saat ini telah menerapkan Platform digital TIJE yang memberikan layanan pembelian tiket digital, lacak bus secara real time, lacak rute, dan juga Wi-fi berkecepatan tinggi, tanpa bayar dan tanpa batas kuota di semua halte Transjakarta.
“Ke depannya, Transjakarta akan terus berupaya dan konsisten dalam menciptakan layanan transportasi yang terintegrasi yang berkelanjutan menuju Intelegent Transport Company, tidak hanya secara fisik tapi juga sistem digital pembayaran dan konektivitas ke pihak yang bekerjasama dengan Transjakarta melalui penggunakan teknologi seperti API Management. Selanjutnya, semua layanan transportasi ke depannya diharapkan bisa terintegrasi secara keseluruhan, sehingga memudahkan masyarakat saat berpindah dari satu moda ke moda lain,” Jhony. Setelah seremoni berakhir, rombongan berkesempatan untuk menjajal bus transjakarta dari Stasiun Cipete Raya menuju Stasiun Haji Nawi.
Penulis: Nasrullah.