Per 12 April, Pembangunan JPM Dukuh Atas Capai 78,53 Persen
Pekerjaan pembangunan Jembatan Penyeberangan Multiguna “Serambi Temu” Dukuh Atas terus dikebut. Per 12 April 2023, perkembangan keseluruhannya telah mencapai 78,53 persen. Saat ini, pembangunan jembatan sepanjang 265 meter tersebut telah masuk ke tahap penyelesaian lantai, façade, mechanical, kelistrikan, dan pekerjaan pemipaan, struktur atap dan arsitektural, penyelesaian ramp sepeda, dan instalasi eskalator.
Jembatan ini merupakan salah satu bagian utama dalam pengembangan kawasan berorientasi transit Dukuh Atas. Mengusung visi memberikan konektivitas terintegrasi, jembatan yang dibangun oleh PT MITJ dan mitranya, yaitu KSO Waskita bersama Vision First dan PT Integrasi Transit Jakarta, akan menghubungkan stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas di sisi selatan Waduk Setiabudi Barat dan Stasiun KCI Sudirman melintasi kali Banjir Kanal Barat dengan fitur yang terdiri dari akses sepeda, elevator, tangga, lift, area pandang, hingga gerai komersial.
“JPM ini didesain sebagai bangunan selain untuk memfasilitasi kebutuhan lalu lintas penumpang transportasi publik dalam berpindah moda angkutan, juga berfungsi menghadirkan berbagai fitur lainnya seperti gerai makanan dan minuman hingga tempat tujuan wisata baru di Jakarta,” jelas Direktur Utama PT MITJ Heru Nugroho. “Jadi, JPM ini memang dibangun dengan prinsip pengembangan konektivitas antarmoda, ruang publik inklusif dan enriching urban experience sehingga diharapkan dapat menjadi identitas dan tujuan baru perkotaan,” tambahnya. Rencananya, lanjut Heru, jembatan ini akan ditargetkan selesai dibangun dan siap dioperasikan pada Juli 2023 mendatang.
Pengembangan area Dukuh Atas sebagai kawasan berorientasi transit mutlak dilaksanakan. Sebagai salah satu kawasan tersibuk dengan lima moda transportasi publik (kereta dan bus) serta titik prioritas angkutan daring, kawasan ini menjadi salah satu tujuan para komuter. Sebagai operator utama pengembangan kawasan berorientasi transit, PT MRT Jakarta (Perseroda) dan mitranya akan mengelola kawasan seluas 146 hektare ini dengan mengedepankan delapan prinsip pengembangan kawasan berorientasi transit, yaitu fungsi campuran, kepadatan tinggi, peningkatan kualitas konektivitas, peningkatan kualitas hidup, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan, ketahanan infrastruktur, dan pembaruan ekonomi.
Upaya pengembangan kawasan di sekitar stasiun MRT Jakarta merupakan bagian dari transformasi Jakarta dalam mengatur ulang kota dari padat lalu lintas menjadi kota berkelanjutan dan tahan iklim. MRT Jakarta akan memastikan bahwa aksesibilitas transit, fasilitas pejalan kaki dan pesepeda (sebagai moda mobilitas paling ramah lingkungan), ruang hijau dan terbuka, pohon peneduh jalan, ruang publik pemicu aktivitas, hingga titik-titik bike sharing, semua terakomodasi.
Berita Lainnya
-
Direktur Konstruksi Pimpin Management Safety Walkthrough di Stasiun Sawah Besar
23 August 2024 -
MRT Jakarta: Transportasi Publik yang Ramah Bagi Penyandang Disabilitas
31 August 2020 -
PT MRT Jakarta (Perseroda) dan Sojitz Corporation Sepakati Perjanjian Perancangan dan Pembangunan CP205 Fase 2A
17 April 2024