Per 25 Juni, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 58,63 Persen
Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 Juni 2023, perkembangan pembangunan telah mencapai 58,63 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran platform slab, capping beam untuk launching shaft box jacking pembangunan entrance stasiun dari Jalan Museum, waterproofing roof slab ventilation tower 2, pengecoran emergency access dan backfill gardu induk, pemasangan strut and waller serta galian ventilation tower 1, pemasangan saluran ventilasi dan jalur kabel stasiun dan gardu induk, serta pengiriman peralatan utama mekanikal dan elektrikal seperti pendingin (chiller) dan kipas angin ventilasi terowongan (tunnel ventilation fan) untuk stasiun.
Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan penggalian dan pengecoran roof slab, penggalian dan pengecoran concourse slab, pemasangan roof slab waterproofing sisi selatan dan utara stasiun, pengecoran kolom sisi utara stasiun, pemasangan guide wall untuk extension stabling sisi utara stasiun, dan pengiriman kipas angin ventilasi terowongan (tunnel ventilation fan).
Per 25 Juni 2023 pula, sedang dilakukan perakitan kembali mesin bor terowongan 1 (TBM-1) di sisi utara stasiun Monas sebagai bagian dari persiapan pengeboran terowongan southbound menuju Stasiun Harmoni. Sedangkan mesin bor terowongan 2 (TBM-2) sedang melakukan pekerjaan pembangunan terowongan northbound dari sisi utara Stasiun Monas menuju Stasiun Harmoni dan telah berhasil membangun sepanjang sekitar 949,5 meter (633 ring).
Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Juni 2023 telah mencapai 16,12 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi pekerjaan proteksi dan relokasi utilitas, pembongkaran jembatan penyeberangan orang saat ini, konstruksi canal decking sisi Jalan Hayam Wuruk, pekerjaan test pit dan pembongkaran pile di area Stasiun Harmoni sisi Jalan Hayam Wuruk, dan persiapan manajemen rekayasa lalu lintas tahap 3 (site clearance dan pelebaran jalan).
Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Juni 2023, perkembangannya sudah mencapai 36,40 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi pekerjaan galian level platform/bottom slab, konstruksi concourse slab telah selesai, dan pekerjaan grounding mat di area platform. Di Stasiun Kota, sedang dilakukan persiapan pekerjaan penggalian tanah untuk station box setelah penyelesaian pembangunan D-Wall. Di luar pekerjaan structural stasiun, saat ini sedang dilakukan persiapan pengiriman TBM 1 untuk CP203.
Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) telah dilakukan dilaksanakan dengan international competitive bidding. Call for tender telah dilakukan pada 25 Agustus 2022. CP 206 rolling stock (ratangga) telah dilakukan market sounding dan penyesuaian jumlah rangkaian kereta dari 14 rangkaian menjadi tujuh rangkaian. Rencananya, call for tender akan dilakukan pada Q1 tahun ini. Sedangkan CP 207 automatic fare collection (sistem pembayaran), call for tender akan dilakukan pada Juni 2023.
Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.