Per 25 Oktober, Pembangunan Fase 2A CP 201 Capai 64,81 Persen
Pekerjaan pembangunan CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta berjalan sesuai jadwal. Per 25 Oktober 2023, perkembangan pembangunan telah mencapai 64,31 persen. Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran platform slab stasiun; pengecoran tangga akses; pengecoran lantai entrance 1 dan 2; pekerjaan penggalian cooling tower; pengetesan parsial sistem mekanikal elektrikal terpasang di gardu induk (receiving sub-station/RSS); pekerjaan pemasangan sistem HVAC, jalur pipa kabel, pipa suplai air, drainase, dan sistem pemadam kebakaran; instalasi dinding ruangan gardu induk dan stasiun; pengecatan dinding gardu induk; pemasangan pintu besi, demountable wall, dan atap akses permanen gardu induk.
Sedangkan di Stasiun Thamrin, pekerjaan yang sedang dilakukan meliputi pekerjaan penggalian dan pengecoran lantai beranda peron (concourse slab) dan lantai dasar (base slab); pengecoran kolom sisi utara stasiun; pemasangan sheetpile untuk pembangunan entrance 4; dan pemasangan sistem pembumian (grounding) di bawah base slab.
Per 25 Oktober 2023 pula, mesin bor terowongan 1 (TBM-1) masih terus melakukan pembangunan terowongan southbound dari Stasiun Monas sisi utara ke Stasiun Harmoni dan telah berhasil membangun 715 meter (477 ring). Sedangkan mesin bor terowongan 2 (TBM-2) telah selesai membangun terowongan northbound sisi utara Stasiun Monas hingga Stasiun Harmoni. Pekerjaan pemasangan tunnel walkway pun masih terus berlangsung sekaligus pemasangan pipa pemadam kebakaran di sepanjang terowongan.
Sedangkan untuk CP 202 (Stasiun Harmoni—Sawah Besar—Mangga Besar) setelah resmi dimulai pada 25 Juni 2022, per 25 Oktober 2023 telah mencapai 21,02 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi pekerjaan proteksi dan relokasi utilitas, pembangunan D-Wall dan guide wall ketiga stasiun, dan pekerjaan fabrikasi pembesian D-Wall.
Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April 2021, pekerjaannya pun sudah terus berlanjut dan berjalan sesuai jadwal. Per 25 Oktober 2023, perkembangannya sudah mencapai 40,45 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi pekerjaan struktur kolom level base slab dan concourse; persiapan TBM launching shaft; dan pekerjaan soil pit untuk tunnelling. Pekerjaan pembuatan struktur bottom/base slab telah selesai. Sedangkan di Stasiun Kota, tim sedang mengerjakan penggalian tanah dan pembangunan struktur atap stasiun (roof slab), penanganan temuan terakota pipa air kuno tahap 2, dan pekerjaan penguatan tanah (soil improvement) untuk persiapan tunnelling. Selain itu, pengiriman material TBM CP203 sedang dilaksanakan dari area penyimpanannya di Taman Monas.
Sedangkan pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel) yang meliputi Bundaran HI—Kota dilakukan dengan sistem international competitive bidding. Saat ini sedang dilaksanakan tender ulang melalui skema limited bidding dengan target submission pada 30 November 2023. CP 206 rolling stock (ratangga) telah diperoleh conditional JICA concurrence untuk pelaksanaan tender. Target call for tender pada November 2023. Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang dalam tahap penyusunan dokumen tender dan penyelesaian aspek kontraktual maupun teknis. Call for tender ditargetkan pada Q4 2023.
Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.